Di tengah pandemi Covid-19 yang belum terkendali, daya beli masyarakat di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) disebut mulai naik. Hal itu tergambar dari realisasi penerimaan pajak daerah yang cukup baik. Dimana, pada triwulan pertama periode Januari – Maret, pendapatan sektor pajak Kaltara mencapai 16,80 persen.
Demikian diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kaltara, Imam Pratikno. Bahkan, dia menyebutkan, realisasi penerimaan pajak pada bulan pertama triwulan kedua 2021, naik di atas 20 persen.
“Kita biasanya update data di akhir bulan. Tapi progres sampai saat ini di bulan pertama triwulan kedua, berada di kisaran 26 persen. Ada peningkatan penerimaan pajak kita, dimana target di triwulan kedua bisa capai 40 persen. Artinya tersisa 14 persen, dan kami optimis itu bisa tercapai,” katanya ditemui media, Rabu (21/4/2021).
Dia membeberkan, capaian penerimaan pajak yang membaik di tengah pandemi, tidak terlepas dari kebijakan pemerintah daerah. Seperti diketahui, pada awal kepemimpinan gubernur baru, seluruh proyek dihentikan. Namun untuk saat ini, sejumlah kegiatan sudah dapat dilanjutkan sehingga berpengaruh pula pada penerimaan pajak.
“Faktor pendorong pertama adalah, pembangunan sudah mulai action. Pak gubernur sudah mengizinkan beberapa kegiatan mulai berjalan. Dan kita bisa melihat, ekonomi di Kaltara tampak menggeliat. PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) bagus, karena banyak yang beli kendaraan. Artinya itu tadi, bahwa daya beli masyarakat sudah lumayan,” jelasnya.
Sedangkan jenis pungutan pajak lainnya, lanjut Imam Pratikno, seperti Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) juga turut mengalami kenaikan. Begitu pula dengan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Sedangkan untuk Pajak Air Permukaan (PAP), dimungkinkan ke depan juga mengalami peningkatan.
Sementara itu, dikonfirmasi soal retribusi, pihak Bapenda Kaltara mencatat sebagian besar berada di Kota Tarakan. Untuk itu, aset milik Pemprov Kaltara yang dilakukan penarikan retribusi, kini tengah dilakukan pengelolaan yang lebih maksimal. “Kalau retribusi sejauh ini cukup bagus juga. Karena rata-rata itu ada di Tarakan,” tambahnya.
Sumber : Koran Kaltara